Solidarity’s Day

Diawali dengan durian, dan diakhiri dengan durian. Mungkin itu yang bisa aku bayangkan ketika menulis artikel ini, karena memang durianlah yang memberikan inspirasi.

pasukan“Pengantin baru”, oleh orang malang biasanya ditanya “ sudah di pecah duriannya?”. Konteks pertanyaan itu tidak relevan memang dengan pengalaman orang kantorku. Tapi tetap bisa menggambarkan betapa enak nya kalau kita benar2 makan durian.
Sekali lagi, berawal dari pembicaraan tentang durian, mulailah kita merencanakan cari “durian”. “Durian” yang pertama kita dapatkan saat ada donator yang berbaik hati menyumbang tuk kegiatan kita. Mulai dari menyumbang materi, sampai menyumbang doa. Tapi sumbangan yang sangat berharga dan memberikan kontribusi yang sangat besar adalah “ide”, mendapatkan “materi” sumbangan itu sendiri (thank’s to Mr. Nuh). So, mulailah dirancang kegiatan, termasuk bagaimana saku kita tidak ompong. Dan sekali lagi ada orang yang sangat berjasa agar kantong kita tidak masuk angin, Mr. Nuh dan Mr. TWN (Thank’s).bakul durian
Setelah semua lancar, mulai kita kumpulkan pasukan berani “malu” (memang ndak ada malu semua…. he….he….). Mulai dengan undangan tertulis (pake sms&ym tentunya) sampai, “intimidasi”……., sorry Mrs. RIS (moga IELTnya bagus, jd kita2 berdosa…….he…he). Ndak ada komando tugas ini-itu, tiba2 sudah pada tahu tugas masing2 (memang sudah spesialis…….., spesialis bawa nasi, bawa lauk, bawa snak). Tapi yang penting ada yang bawa duwit, …….(untung ada yang ndak jadi ikut IELT…….)
Nah, pas hari H-nya, …………………, kita benar2 makan durian (bersambung)

[link to Gallery]

This entry was posted in Activity and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.